Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Last Day of #31HariMenulis

AHAHAHA. Hari ini hari terakhir. Hari terakhir saya di #31HariMenulis tahun ini. Akhirnya bisa bernafas lega setelah terkena tujuh sabetan kapak bang wiro. Hiks. Tujuh men. It's mean 140 ribuku lenyap di saat yang tak tepat. Harapan saya dari #31HariMenulis tahun ini adalah saya diberi keringanan beban dengan diberikan perpanjangan waktu oleh abang untuk membayar denda alias ngutang. Bang wiriwir, saya lagi bokek bang. Entaran dulu ya bayarnya. Saya bayar diri saya dulu untuk dapat bertahan hidup di tengah ujian ajakan buka bersama dan ujian nafsu dunia akhir semester 4 ini bang. Bay bang! Siya for neks #31HariMenulis. Semoga abang dapat move on dari gua gelap ke gua yang lebih terang. Hahaha. Berasa bang wiro sedang berdiam diri di gua hingga turun wahyu berupa cahaya. Wkwkwk. Ngelantur nulisnya.

Ujian Kedua

Gambar
Ramadhan Rasa UAS. Buka puasa bersama udah ga jaman. Sahur bersama dong, luweh yahud. 

Muhasabah

Jadi sholat tarawih pertama tahun ini terjadi di masjid gedhe. Asupan pertama yang aku dapat tadi soal muhasabah. Muhasabah mengenai mudahnya kita saat ini untuk melaknat orang lain, apalagi lewat media sosial. Padahal masalahnya cuma sederhana, cuma masalah perbedaan pendapat. Cuma itu yang bisa aku tulis. HAHAHA. Tulisan apaan ini -_-

Ramadhan

Hai uas. Halo ramadhan yang banyak terabaikan. Sudah banyak waktu yang terlewati hingga kini hampir bertemu ramadhan lagi. Alhamdulillah masih diberi kesempatan merasakan ruwetnya kewajiban yang bejibun, uas yang dikerjain dari lama tapi ga kelar2, dan sulitnya menjaga interaksi/hubungan dengan orang lain. Ramadhan kali ini aku berharap agar aku bisa terlatih dengan baik di bulan ramadhan dan dapat menerapkannya di bulan-bulan berikutnya. Semoga aku dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi banyak orang.

Terserah

Setidaknya aku butuh satu orang yang mengerti bahwa aku bajingan. Jadi aku tak perlu bersusah payah pura-pura baik di depannya. Tak perlu sok jaga imej dan sok punya malu di depannya. Aku bisa bertingkah semauku, bertindak gila sesukaku dan berteriak sesenangku. Aku bisa tertawa terbahak-bahak, menangis terisak atau meraung sejelek-jeleknya aku menangis. Aku juga bisa mengoceh tanpa henti dan mengomel sekuatku. Marah-marah seperti orang gila. Atau berjoget ria sambil melompat kegirangan. Aku hanya butuh setidaknya satu orang yang mengerti segala keburukan dan kebusukanku tanpa perlu berkomentar, tanpa perlu memberi nasehat atau menggunjing aku di belakang.

Anjal #part1

Saya suka bingung mau nulis apa. Jadi saya putuskan untuk berbagi sedikit tentang kegelisahan saya soal anak jalanan. Melihat anak-anak hidup di jalanan terlihat tak terurus hingga larut malam membuat berbagai macam perasaan atau pikiran terlintas di benak berbagai macam orang. Ada yang merasa kasihan, cuek, memandang rendah, atau bahkan menghina. Penilaian orang lain bisa jadi berbeda-beda berdasarkan banyak hal. Tapi saya pikir, penilaian pemerintah terhadap anak jalanan memiliki pengaruh yang besar terhadap penilaian masyarakat mengenai anak jalanan. Seperti menyoal perda larangan memberikan uang bagi pengemis atau pengamen yang tidak sedikit merupakan anak jalanan. Apalagi iklan-iklan layanan masyarakat yang ada contohnya di Jogja menampilkan gambar anak-anak jalanan dengan inti kalimat untuk tidak memberikan uang dengan tujuan untuk menyelamatkan mereka. Ada juga iklan yang menyebutkan kata malas sehingga terbentuk statement dalam benak kita bahwa mereka adalah orang yang mal

Satu hal

Tindakanmu berasal dari pikiranmu mengenai dirimu. Apakah kamu pemain atau pendukung. Apakah kamu aktor utama atau figuran. Apakah kamu memilih inisiatif bertindak lebih dulu atau menunggu orang lain memotivasimu. 

Kita

Kita miliki waktu yang sama Apa yang kita lakukan yang membuat kita beda

Bodoh

Malam termakan siang Siang ditelan malam Lantas mau bilang apa lagi? Masa sudah berganti Bisu bukan berarti diam Berkata bukan berarti berbicara Berpikir saja tak akan mengubah keadaan Bermimpi akan tetap menjadi khayalan Kata proses kamu jadikan alasan Tapi kesalahan yang berulang?

Gadis Lilin

Gadis itu menatap dirinya Mengamati seksama Dari luar hingga dalam hatinya Dirinya bak nyala lilin Yang rentan mati Yang rentan sendiri Tetapi dirinya bak nyala lilin Yang masih menyisakan kehidupan Yang masih punya harapan Gadis itu menatap lilinnya Memilih meniup apinya atau membiarkannya

Open House SSChild Jogja

Gambar
Yukyuk yang mau gabung save street children jogja. Dateng jaa. Gausah ragu. Siapapun bisa ikut kok. Kalau mau tanya-tanya dulu juga bisa, dateng aja langsung. Bisa juga tengok-tengok medsosnya. Ada twitter, fb, ig, dan blog. Keywordnya: sschildjogja. Atau tanya-tanya saya jg bisa :)

Berdua

Dalam lelap malam setiap orang memiliki kerinduan. Menjadi pujangga dalam setiap perasaan. Merenungi nasib. Memikirkan keadaan. Berharap waktu berhenti sejenak untuk sekedar menghela nafas.  Dalam beberapa waktu aku kadang terpikir soal waktu. Soal detik yang telah kuhabiskan bersama langit yang berganti warna. Soal penghabisan tiap malam. Soal aku yang telah berubah waktunya, menjadi lebih dewasa yang semakin dekat dengan penghabisan masanya.  Semua yang telah kulakukan pada akhirnya hanya meninggalkan aku dan diriku pada akhir malamnya. Bertanya. Berbicara para diriku tentang apa yang terjadi. Tentang masa lalu, masa kini, dan ketakutan masa depan. Aku, yang tiap akhir malamnya, akhir hidupnya berbicara para diri sendiri soal diri kami sendiri. Aku, merasa takut. Karena hanya sisa aku dan diriku dalam tiap malam akhir hidupku yang saling berbicara. Hanya kami berdua. Padahal aku berada dalam tiap akhir malam kehidupan. Bukan hari akhir, hari kematian. Dan aku menjadi sem

Hidup

Hidup itu dibawa santai aja. Tapi bukan berarti hidup itu digunakan untuk main-main. Hidup itu memang proses, tapi bukan berarti dijadikan alasan penunda keberhasilan. Hidup itu ya hidup. Jadi jangan habiskan waktumu dengan kesedihan. Yang paling pasti, hidup itu seperti jalan. Pasti ada ujungnya.

Keluarga

Gambar
Ada banyak hal yang terlewatkan beberapa hari ini. Saya bersyukur kali ini diberikan kesempatan lebih merasakan kasih sayang keluarga dari pertengkaran-pertengkaran kecil kami dan omelan yang tak henti dari bapak. Saya pikir, disitulah rasa kangen bapak terhadap anaknya terlihat. Karena lama tak bersama maka bapak tak henti bicara meski dalam omelannya dan gerutuannya.  Meski beberapa puluh ribu melayang karena lupa dan kebablasen untuk #31HariMenulis. Tapi tak apalah, saya bisa mendapatkan uang lebih karena keluarga disini. Hahaha Selamat bersenang-senang keluarga yg pagi ini akan ke Jatim dan meninggalkanku  di Jogja dengan setumpuk tugas dan ujian take home. Have a nice week :)

Dedek Gede

Gambar
Happy graduation little sist :) Selamat datang di dunia perkuliahan. Selamat memulai kehidupan seru yang mendebarkan *alay Maaf tak bisa menjadi kakak yg mengucapkan 'selamat ulang tahun' Selamat menjadi lebih dewasa tahun ini ^^

La Tahzan

Semua orang itu punya masalah. Tinggal bagaimana kita membuat masalah menjadi bukan masalah. Tidak aka nada kesedihan apabila kita menjadikan masalah sebagai bukan masalah. Ada tiga kata penting dalam menyikapi masalah: Sabar, Ikhlas, dan Syukur. Sabar digunakan dalam menghadapi masalah dengan orang lain. Ikhlas digunakan dalam menghadapi masalah dengan diri sendiri. Syukur digunakan dalam menghadapi masalah antara diri sendiri dengan Allah SWT. Mungkinkah manusia bisa sabar dan ikhlas tanpa batas? Sebenarnya sabar dihadirkan pasti ada batasnya. Karena secara fitrah diri manusia tidak akan bisa terus bersabar. Sabar ada batasnya, ikhlas pun ada batasnya. Kenapa? Karena dengan adanya batas tersebut maka kita bisa naik ke kedudukan yang lebih tinggi yaitu ‘Syukur’. Syukur dapat dipahami dengan menjadikan apapun sebagai kesempatan untuk berlaku baik. Kebaikan yang asli adalah kebaikan yang dilakukan dapat menimbulkan kebaikan yang lain. Jika tidak timbul kebaikan yang

Alhamdulillah yaa

Gambar
Alhamdulillah hari ini ada banyak hal yang bisa disyukuri. Satu per satu tugas mulai kelar. Si kontrakan akhirnya ada yang berjodoh sama saya juga. Hehe. Tapi terlepas dari itu semua, hari ini saya mempelajari beberapa hal. Diantaranya soal kepercayaan dan pekerjaan. Saya semakin berusaha belajar bahwa kepercayaan adalah hal yang penting. Hari ini saya mencoba belajar bahwa percaya pada teman satu kelompokmu harus dilakukan, Tak ada gunanya apabila kita mengkhawatirkan jatah pekerjaan teman sekelompok kita. Hal itu malah menambah beban pikiran kita dan tidak menghasilkan solusi yang konkrit. Bahkan kita bisa sangat sibuk meributkan pekerjaan teman sehingga lupa dan tidak fokus terhadap jatah pekerjaan diri sendiri. Jadi hasil pekerjaan kelompok kita malah tidak maksimal karena dia tidak maksimal dan dirimu juga demikian. Selain kepercayaan, saya belajar bahwa kita hidup untuk hari ini. Bukan kemarin dan bukan pula besok. Karena kita tidak pernah tau kapan kita akan mati

Jodoh Kontrakan #absurd

Dua m inggu  in i aku sama ad ik lag i  s ibuk-s ibuknya kel il ing daerah kampus buat car i kontrakan. Susah banget ternyata nyar i rumah yang sesua i dengan persyaratan orang tua.  Mula i dar i budget , cara pembayaran, s iapa yang punya kontrakan, l ingkungan l okas i sepert i apa sampa i jarak antara rumah kontrakan sama yang punya rumah seberapa. Itu baru orang tua , belum ke ing inan aku sama ad ikku.   R ibet banget dan itu kontrakan mas ih  belum d itemukan sampa i sekarang. Itu baru car i rumah kontrakan. G imana nant i car i jodoh? Hahaha. Bukan cuma orang tua dan saudara  yang terl ibat tap i juga keluarga besar dar i p ihak bapak dan  ibu. Udah nyar inya setengah mat i. Eh, kalau d i tengah jalan s i jodoh agak-agak g imana g itu past i  bakal langsung d iomong in. Nyar i jodoh yang sesua i sama d ir i send ir i aja kayaknya  susah . G imana nyar i jodoh yang sesua i sama banyak orang? Hahaha kesannya jad i keluarga besar yang mau n ikah. Tap i mereka ngas ih banyak pe

PikEd (Piknik Edukasi)

Gambar
Yak dipilih-dipilih bajunya :) Setelah beberapa hari absurd cerita soal Sena. Kali ini aku mau ngomongin yang lain ya biar gak bosen dan biar cerita soal Sena gak semakin ngawur. Hehe Foto di atas adalah salah satu kegiatan nyata yang aku ikutin di SSCJogja setelah lama gak gabung lagi sama mereka. Tadi pagi meski telat :D aku ikut-ikutan jualan tuh di garage sale nya SSCJ dalam rangka kegiatan piknik edukasi. Piknik edukasi sih bahasa kerennya, bahasa jadulnya tamasya. Jadi insya Allah dalam waktu dekat Save Street Child Jogja bakal ngajak main adek-adek jalanan dan adek-adek marjinal.  Gak cuma piknik edukasi doang loh kegiatannya. Masih banyak banget kegiatan seru lainnya yang harus aku ikutin satu-satu. Eman-eman soalnya kalau gak ikut. Hehehe. Buat kalian yang selo baca postingan ini, kalau mau gabung gampang banget. Cukup niat yang tulus ikhlas untuk bergabung. Lagian open volunteernya tiap hari kok, jadi bisa gabung kapan aja. Tinggal hubungi cp yang tertera

Penyakit Kesedihan (Sena/4)

Di dalam pondok di pinggir hutan tinggallah pemuda bernama Ara dan adik perempuannya, Asa. Setiap paginya Ara masuk ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar yang kemudian dijual di kota oleh adiknya.  Suatu hari Asa bertanya pada kakaknya soal kebahagiaan. Ara terkejut dan berkata dengan tegas, "lebih baik kau tak usah menyebut kata itu. Kau sendiri sudah kuceritakan apa yang terjadi pada ibu." Ayah Ara dan Asa adalah salah satu prajurit istana yang tewas dalam perang dahsyat perebutan kekuasaan. Tewasnya sang ayah membuat ibu mereka dirundung kesedihan mendalam. Hingga akhirnya ia meninggal dunia karena kesedihan yang dideritanya. Sejak saat itu, Ara yang berusia 9 tahun berusaha bertahan sendirian. Demi adik kecilnya yang berusia 3 tahun dan belum memahami apa yang terjadi, ia harus kuat dalam kesedihannya.

Ara (Sena/3)

Aku tak percaya kebahagiaan Ia bagaikan fatamorgana dari fatamorgana Hanyalah harapan akan hadirnya harapan Kepalsuan hilangnya kesedihan Kebohongan besar jika kau merasakan bahagia Matamu merana Hidungmu menganga mencari udara Apakah itu bukti bahagia? Sudahlah tak usah menanti keajaiban busuk Bahkan bahagia tak dapat dikatakan keajaiban Tetapi kesedihan adalah senyata-nyatanya kenyataan Ara

Bayangan (Sena/2)

Sena kecil berlari mengejar kupu-kupu. Langkah kakinya menumbuhkan rerumputan, kehadirannya membuat bunga bermekaran. Sena tak pernah bersedih karena dirinyalah yang menghadirkan kebahagiaan, kasih sayang ,dan kejujuran. Kini tinggallah sena dalam kenangan. Dalam dongeng yang sudah tak zaman bahkan ditinggalkan. Saat ini, Sena dianggap sebagai bayangan dari kebohongan.

Sena

Gerimis datang membasahi bumi. Semakin menderas dengan angin yang beterbangan menyelimuti pudarnya siang. Sore ini damai. Ia membuai dan menenangkan. Matahari tak hanya tersenyum karena sore yang indah, tetapi dia tau bahwa saat ini adalah saat yang spesial. Angin menari mengikuti irama hujan. Dedaunan bernyanyi merdu mengiringi tarian angin. Matahari tersenyum lebar di balik awannya dan berkata, "Ini saatnya!". Pelangi pun hadir meneteskan kemurnian warna yang berpadu dengan hujan, tarian angin, dan iringan merdu kehidupan. Disana, kelembutan rumput datang menampungnya. Menimang dan membisikkan kasih sayang. Kemudian dia lahir. Dia, kekuatan akan keindahan, kasih sayang dan kebesaran alam. Dia, yang bernama...   Sena