Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

La Tahzan

Semua orang itu punya masalah. Tinggal bagaimana kita membuat masalah menjadi bukan masalah. Tidak aka nada kesedihan apabila kita menjadikan masalah sebagai bukan masalah. Ada tiga kata penting dalam menyikapi masalah: Sabar, Ikhlas, dan Syukur. Sabar digunakan dalam menghadapi masalah dengan orang lain. Ikhlas digunakan dalam menghadapi masalah dengan diri sendiri. Syukur digunakan dalam menghadapi masalah antara diri sendiri dengan Allah SWT. Mungkinkah manusia bisa sabar dan ikhlas tanpa batas? Sebenarnya sabar dihadirkan pasti ada batasnya. Karena secara fitrah diri manusia tidak akan bisa terus bersabar. Sabar ada batasnya, ikhlas pun ada batasnya. Kenapa? Karena dengan adanya batas tersebut maka kita bisa naik ke kedudukan yang lebih tinggi yaitu ‘Syukur’. Syukur dapat dipahami dengan menjadikan apapun sebagai kesempatan untuk berlaku baik. Kebaikan yang asli adalah kebaikan yang dilakukan dapat menimbulkan kebaikan yang lain. Jika tidak timbul kebaikan yang

Alhamdulillah yaa

Gambar
Alhamdulillah hari ini ada banyak hal yang bisa disyukuri. Satu per satu tugas mulai kelar. Si kontrakan akhirnya ada yang berjodoh sama saya juga. Hehe. Tapi terlepas dari itu semua, hari ini saya mempelajari beberapa hal. Diantaranya soal kepercayaan dan pekerjaan. Saya semakin berusaha belajar bahwa kepercayaan adalah hal yang penting. Hari ini saya mencoba belajar bahwa percaya pada teman satu kelompokmu harus dilakukan, Tak ada gunanya apabila kita mengkhawatirkan jatah pekerjaan teman sekelompok kita. Hal itu malah menambah beban pikiran kita dan tidak menghasilkan solusi yang konkrit. Bahkan kita bisa sangat sibuk meributkan pekerjaan teman sehingga lupa dan tidak fokus terhadap jatah pekerjaan diri sendiri. Jadi hasil pekerjaan kelompok kita malah tidak maksimal karena dia tidak maksimal dan dirimu juga demikian. Selain kepercayaan, saya belajar bahwa kita hidup untuk hari ini. Bukan kemarin dan bukan pula besok. Karena kita tidak pernah tau kapan kita akan mati

Jodoh Kontrakan #absurd

Dua m inggu  in i aku sama ad ik lag i  s ibuk-s ibuknya kel il ing daerah kampus buat car i kontrakan. Susah banget ternyata nyar i rumah yang sesua i dengan persyaratan orang tua.  Mula i dar i budget , cara pembayaran, s iapa yang punya kontrakan, l ingkungan l okas i sepert i apa sampa i jarak antara rumah kontrakan sama yang punya rumah seberapa. Itu baru orang tua , belum ke ing inan aku sama ad ikku.   R ibet banget dan itu kontrakan mas ih  belum d itemukan sampa i sekarang. Itu baru car i rumah kontrakan. G imana nant i car i jodoh? Hahaha. Bukan cuma orang tua dan saudara  yang terl ibat tap i juga keluarga besar dar i p ihak bapak dan  ibu. Udah nyar inya setengah mat i. Eh, kalau d i tengah jalan s i jodoh agak-agak g imana g itu past i  bakal langsung d iomong in. Nyar i jodoh yang sesua i sama d ir i send ir i aja kayaknya  susah . G imana nyar i jodoh yang sesua i sama banyak orang? Hahaha kesannya jad i keluarga besar yang mau n ikah. Tap i mereka ngas ih banyak pe

PikEd (Piknik Edukasi)

Gambar
Yak dipilih-dipilih bajunya :) Setelah beberapa hari absurd cerita soal Sena. Kali ini aku mau ngomongin yang lain ya biar gak bosen dan biar cerita soal Sena gak semakin ngawur. Hehe Foto di atas adalah salah satu kegiatan nyata yang aku ikutin di SSCJogja setelah lama gak gabung lagi sama mereka. Tadi pagi meski telat :D aku ikut-ikutan jualan tuh di garage sale nya SSCJ dalam rangka kegiatan piknik edukasi. Piknik edukasi sih bahasa kerennya, bahasa jadulnya tamasya. Jadi insya Allah dalam waktu dekat Save Street Child Jogja bakal ngajak main adek-adek jalanan dan adek-adek marjinal.  Gak cuma piknik edukasi doang loh kegiatannya. Masih banyak banget kegiatan seru lainnya yang harus aku ikutin satu-satu. Eman-eman soalnya kalau gak ikut. Hehehe. Buat kalian yang selo baca postingan ini, kalau mau gabung gampang banget. Cukup niat yang tulus ikhlas untuk bergabung. Lagian open volunteernya tiap hari kok, jadi bisa gabung kapan aja. Tinggal hubungi cp yang tertera

Penyakit Kesedihan (Sena/4)

Di dalam pondok di pinggir hutan tinggallah pemuda bernama Ara dan adik perempuannya, Asa. Setiap paginya Ara masuk ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar yang kemudian dijual di kota oleh adiknya.  Suatu hari Asa bertanya pada kakaknya soal kebahagiaan. Ara terkejut dan berkata dengan tegas, "lebih baik kau tak usah menyebut kata itu. Kau sendiri sudah kuceritakan apa yang terjadi pada ibu." Ayah Ara dan Asa adalah salah satu prajurit istana yang tewas dalam perang dahsyat perebutan kekuasaan. Tewasnya sang ayah membuat ibu mereka dirundung kesedihan mendalam. Hingga akhirnya ia meninggal dunia karena kesedihan yang dideritanya. Sejak saat itu, Ara yang berusia 9 tahun berusaha bertahan sendirian. Demi adik kecilnya yang berusia 3 tahun dan belum memahami apa yang terjadi, ia harus kuat dalam kesedihannya.

Ara (Sena/3)

Aku tak percaya kebahagiaan Ia bagaikan fatamorgana dari fatamorgana Hanyalah harapan akan hadirnya harapan Kepalsuan hilangnya kesedihan Kebohongan besar jika kau merasakan bahagia Matamu merana Hidungmu menganga mencari udara Apakah itu bukti bahagia? Sudahlah tak usah menanti keajaiban busuk Bahkan bahagia tak dapat dikatakan keajaiban Tetapi kesedihan adalah senyata-nyatanya kenyataan Ara

Bayangan (Sena/2)

Sena kecil berlari mengejar kupu-kupu. Langkah kakinya menumbuhkan rerumputan, kehadirannya membuat bunga bermekaran. Sena tak pernah bersedih karena dirinyalah yang menghadirkan kebahagiaan, kasih sayang ,dan kejujuran. Kini tinggallah sena dalam kenangan. Dalam dongeng yang sudah tak zaman bahkan ditinggalkan. Saat ini, Sena dianggap sebagai bayangan dari kebohongan.

Sena

Gerimis datang membasahi bumi. Semakin menderas dengan angin yang beterbangan menyelimuti pudarnya siang. Sore ini damai. Ia membuai dan menenangkan. Matahari tak hanya tersenyum karena sore yang indah, tetapi dia tau bahwa saat ini adalah saat yang spesial. Angin menari mengikuti irama hujan. Dedaunan bernyanyi merdu mengiringi tarian angin. Matahari tersenyum lebar di balik awannya dan berkata, "Ini saatnya!". Pelangi pun hadir meneteskan kemurnian warna yang berpadu dengan hujan, tarian angin, dan iringan merdu kehidupan. Disana, kelembutan rumput datang menampungnya. Menimang dan membisikkan kasih sayang. Kemudian dia lahir. Dia, kekuatan akan keindahan, kasih sayang dan kebesaran alam. Dia, yang bernama...   Sena