Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

:)

hai langit. saya akan berlari bahagia bersama hidup.

tekoudara

biarkan aku kubur. soal aku, kamu, dan langit. biar hanya kita bertiga yang tahu. bagaimana biru dan rindu bersemu tiap waktu. mulai kututup rapat. dan biru selalu bersemu, rindu.
Langit. Tetapi kenapa sedihku dominan?

Langit Biru

Wahai langit. Aku, biru. Kini telah memilih berlari bersama hidup. Jadi tolong untuk tetap temani aku. Karna seperti yang telah aku bilang kemarin pada hujan. Kalau aku butuh teman.

cerita di kala hujan

masih hujan (lagi) kali ini malam dimana aku tak bisa lelap dalam hujan terpaksa berjaga bersamanya saat ini gerimis hujan mulai pudar tapi kuharap dia tak akan berhenti setidaknya sampai aku usai bercerita syukurlah ia kembali deras aku tersenyum sedikit rupanya ia mengerti akan kesepian dan sakitnya diam suara hujan membuatku sedikit tenang tau kalau aku tidak sendirian aku bilang padanya kalau aku punya sedikit masalah soal teman dan sibuknya hidup soal tak ada yang tinggal dan hidup yang suka berlari sehingga aku sering merasa sepi, berjalan sendiri tanpa teman dan ditinggal pergi kehidupan sebenarnya aku bisa bertahan karena aku biasa sendiri dan pernah berlari bersama hidup tanpa gundah tanpa resah tanpa merasa ada yang salah cuma sayangnya aku mulai belajar keadaan wahai hujan sudah tidak terlalu cuek dan sadar bahwa aku butuh teman mulai berhenti karena lelah berlari dan pada saat berhenti aku tau bahwa aku jenuh bahwa hati ini kosong akan kede

Sahabat

Jika kamu berharap teman itu selalu ada di saat kamu butuh, itu tidak akan terjadi. Karena teman punya kehidupannya sendiri. Yang selalu ada itu cuma Tuhan. Yang selalu ada sebelum kamu hingga sesudah kamu. Yang selalu ada disampingmu, lebih dekat dari urat lehermu sendiri. Yang melihatmu jatuh dan bangun. Bahkan Dia yang menolongmu, menjagamu, dan mengasihimu. Jadi belajarlah untuk mandiri dan hanya bergantung kepada Tuhan. Tak perlu telihat sedih dihadapan teman. Kamu hanya butuh waktu untukmu sendiri dan berdua dengan Tuhan. Tak apa diam sejenak menatap langit dan duduk bersama angin sambil memeluk lutut. Hidup ini tak terasa hanya sebentar. Janganlah merasa sakit teramat sakit, janganlah merasa senang teramat senang. Cukuplah syukur yang mengiringi setiap langkahmu dengan senyum yang menentramkan orang lain. Jangan takut dan jangan sedih berlarut-larut, karena Tuhan yang lebih tahu dan selalu ada bersamamu.

di kedalamanku

dada ini terkadang bergemuruh. mata ini seringnya membisu. sedangkan pikiran hanya diam. menatap senja sendu. hanyut dalam pelukan gelisah. terjebak di kedalaman rasa. sesak. memaksa keluar dari dada. ingin lepaskan tapi tak kudapat. soal rasa. semua memang sudah dan akan. sungguh. aku takut akan 'akan'. aku takut ia mengendap dan meledak. tak habis dan tak tentu arah. aku takut rasa memakanku sampai habis hingga ke ujung diriku. menelanku hidup-hidup. memangsaku saat aku lelap dari jagaku. rasaku. ada apa denganmu? aku butuh dukunganmu. sangat. jadi bisakah kau rela. berpisah dariku, dari kedalaman cinta dan peduliku. dari kenangan kita. dari apa yang kita punya. rasa, dapatkah aku dan kau rela? untuk berhenti menatap penuh kasih, penuh rindu. untuk tidak berbalik dan berharap satu dengan yang lain.

Setangkai Hujan

Dalam setiap manis permen ada rasa hujan Yang kutatap beriring aroma tanah Dan burung-burung yang berteduh dibawah atap Melihat angin menjawab rindu Sayangnya ia cuma singgah sebentar Tak lagi lebat tak lagi pekat Hanya mengantar rindu lalu hilang Menjauh membawa gerimis kasih sayang Tetapi ia kini datang lagi Hujan dengan rasa strawberry Ditambah sedikit susu mengaduk rindu Kali ini ia bertahan sedikit lebih lama tetapi tanpa aroma Setiap tanyaku padanya ia diam Membuatku terlena terbuai dalam rintik aroma hujan Berbuah manis permen rasa susu strawberry Dengan tanya dan cinta yang lalu lalang

Pilihan

Terima kasih Kini tatapanku terhadap matahari sama seperti saat aku memandang hujan Membuatku menikmati teduh dalam riuhnya kota Saat kutengadahkan wajah kepada langit Sayangnya Rasa yang tak tepat hanya memakan waktu Sayangnya Rindu yang tak tepat hanya akan menguras kalbu Dalam hidup perempuan terkadang.. Perasaan berada di dalam logika Agar tak menjadi bias dan merenggut kehidupan

dengannya

Lelah dengan sedih Habis waktu dengan sedih Terkuras diri dengan sedih Bukan lingkungan yang membentuk sedih Tapi kita tentukan sedih Untuk ada atau tidak Untuk larut atau tidak But new day, new problem, new lesson Idealnya begitu dan kita tau Tapi kita tetap memilih untuk tinggal Memilih untuk melihat, menyentuh, dan memegang sendu.