Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Merindukan Hiruk Pikuk Keluarga

Aku hanya ingin mengobrol dalam satu ruangan ini. Kamarku. Atau sesuatu yang bersifat pribadi seperti itu. Aku ingin mengobrol dengan orang rumah, keluarga. Merindukan berbicara, menegur, bertengkar, sahutan bahkan teriakan-teriakan berisik di dalam rumah dan aku bagian darinya. Berkumpul berlima, satu keluarga itu terjadi terakhir sekitar dua tahun yang lalu sepertinya. Meski aku bisa berbicara melalui telepon dengan orang tuaku atau bertatap muka dengan adik-adikku disini, tapi entah mengapa rasanya tetap ada yang kurang. Bukannya aku tak bersyukur. Tapi aku hanya rindu dan bukan memaksakan untuk terjadi. Rasa sepi akan keluarga itu memang tak akan bisa tergantikan oleh ramainya pertemanan di dunia perantauan. Bukannya mengeluh, tapi justru disitulah sensasinya. Disitulah jiwa anak rantau diuji dan dibuktikan. Mungkin untuk saat ini aku memang hanya bisa bertemu berdua, bertiga, atau berempat dari lima orang dalam keluargaku. Tapi aku harus bersyukur karena mereka masih a
sedang membersihkan reman-remah 'move on'. tapi kok lama amat bersihinnya ._.

BOHONG

Kamu tau kalau aku tak suka berbohong? Tapi aku sering melakukannya Aku tau Tuhan tak bisa dibohongi Tapi aku terus dan terus melakukannya Di saat aku berbohong, aku bertaubat Di saat aku berbohong kembali, aku juga kembali bertaubat Di saat kesalahanku itu kemudian terulang kembali, Menumpuk tinggi Aku tak tau harus berbuat apa Aku sudah cukup malu untuk menghadap Tuhan Memohon ampun dan bertaubat Kamu tau rasanya hina? Ya, rasanya seperti itu Aku merasa seperti orang munafik, meski aku tak ingin Aku hanya bisa diam Tak tau harus bagaimana Aku tidak suka pada diriku sendiri Aku benci Aku tidak suka pada diriku sendiri Aku benci Hati ini terasa dipukuli kayu berkali-kali Saat aku tau aku benci diriku Aku sudah tak sanggup menangis memohon ampun Aku sudah tak kuasa menadahkan tanganku Aku sudah cukup malu atas dosa Aku sudah cukup malu atas taubat yang gagal Aku sudah cukup malu atas hina dina