Pupuk Kompos

Beberapa hari yang lalu, saya baru saja 'unboxing' pupuk kompos racikan sendiri. Saya bikin kompos dari sisa-sisa bahan dapur, seperti kulit/batang sayuran, kulit buah-buahan,  sisa nasi, dll. yang dicampur dengan tanah. Bikinnya cukup mudah. Sediakan karung, masukkan tanah, lalu sisa dapur di atasnya, tutup lagi dengan tanah, kemudian karung diikat. Besoknya, bisa masukkan kembali sisa dapur ke dalam karung, lalu tutup lagi dengan tanah. Begitu seterusnya hingga karung penuh, lalu tunggu tiga bulan, dihitung sejak waktu bahan terakhir dimasukkan.

Banyak hal menarik yang terjadi saat membuat kompos. Misalnya, daun bawang yang justru tumbuh di dalam karung kompos. 😂


(unknown saat pertama lihat) 

(daun bawang setelah dikeluarkan dari tanah)

Bukannya terurai, tapi justru tumbuh. Hal ini juga berlaku sama ujung umbi dan kulit singkong yang malah tumbuh akar. Kalau tidak ingin tumbuh, mungkin bisa dipotong kecil-kecil lebih dulu sebelum dimasukkan ke dalam karung. Kalau saya, kemarin, langsung tak masukin gitu aja. Hehe. Sebenarnya lebih baik dipotong kecil-kecil dulu agar lebih cepat terurai. 

Setelah tiga bulan penantian, kompos saya hasilnya berwarna coklat tanah. Katanya sih, yang bagus itu yang kehitaman. Entah karena faktor apa, saya belum cek lagi kenapa belum bisa jadi kehitaman. Tapi, ya lumayan lah, 90% bahan dapur terurai. Sisanya dedaunan pohon, ranting, sereh, dan ujung singkong, yang sulit terurai. Hasil dari pupuk ini, saya gunakan untuk media tanam dan pengganti tanah untuk bahan pembuatan kompos berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mandau

tatap hidupku