Anjal #part1

Saya suka bingung mau nulis apa. Jadi saya putuskan untuk berbagi sedikit tentang kegelisahan saya soal anak jalanan.

Melihat anak-anak hidup di jalanan terlihat tak terurus hingga larut malam membuat berbagai macam perasaan atau pikiran terlintas di benak berbagai macam orang. Ada yang merasa kasihan, cuek, memandang rendah, atau bahkan menghina. Penilaian orang lain bisa jadi berbeda-beda berdasarkan banyak hal. Tapi saya pikir, penilaian pemerintah terhadap anak jalanan memiliki pengaruh yang besar terhadap penilaian masyarakat mengenai anak jalanan. Seperti menyoal perda larangan memberikan uang bagi pengemis atau pengamen yang tidak sedikit merupakan anak jalanan. Apalagi iklan-iklan layanan masyarakat yang ada contohnya di Jogja menampilkan gambar anak-anak jalanan dengan inti kalimat untuk tidak memberikan uang dengan tujuan untuk menyelamatkan mereka. Ada juga iklan yang menyebutkan kata malas sehingga terbentuk statement dalam benak kita bahwa mereka adalah orang yang malas untuk bekerja sehingga ingin mencari uang dengan jalan pintas.

Menurut saya, penggunaan gambar anak-anak jalanan dalam iklan tersebut kurang pas karena iklan tersebut terlihat memberi penekanan pada anak jalanan. Padahal yang patut kita waspadai bukan anak jalanannya tetapi orang dewasa yang berada di sekitarnya. Apalagi jika penekanannya berada pada kata malas bekerja. Apakah anak-anak pas untuk dilabeli malas bekerja?

Selain itu apakah tepat melabeli orang yang hidup di jalanan sebagai pemalas? Menurut saya, mereka hanya kurang memahami pentingnya bekerja secara benar, bagaimana bekerja yang benar dan cara untuk mendapatkan pekerjaan yang benar. Banyak sekali faktor yang juga mendukung kenapa mereka tidak bekerja dan tidak berusaha untuk mencari pekerjaan. Misalnya pola pikir mereka yang dipengaruhi banyak hal seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, teman, dll. Terlebih bila kita sebagai warga masyarakat juga tidak peduli akan kehidupan mereka.

Jika kita berpikir bahwa mereka sulit untuk diberi masukan itu wajar. Tetapi janganlah menyerah dan semudah itu menghakimi bahwa mereka pemalas. Namanya juga orang yang hidup di jalanan. Pasti beda pola pikirnya dengan kita yang terawat dengan baik di rumah. Pola pikir kita berbeda dan mental juga berbeda. Kalau mereka keras dan sulit itu karena mereka hidup dalam keadaan yang keras dan sulit. 

Jika mereka tidak melakukan apa yang kita sarankan, itu lebih karena mereka tak percaya apa yang kita ucapkan karena selama ini mereka tak punya orang yang bisa mereka percaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mandau

Alhamdulillah yaa

Penyakit Kesedihan (Sena/4)