Aku dan Kehidupan (1)


Hujan deras menghalangiku pulang sore ini. Aku terjebak di kampus bersama sebagian teman kelasku. Kehangatan tetap lebih dominan dibanding dinginnya udara sore ini. Mungkin keramaian canda tawa yang menyebabkan hal itu, mungkin.

Hujan tak kunjung terhenti meski cuma sebentar. Beberapa orang disini mulai nekat menerobos hujan. Kakiku mulai bergerak tak sabar menanti hujan reda. 

"Ah, mengapa lama sekali", gumamku.

Bukannya aku benci hujan. Tapi, adikku sudah menungguku di asramanya untuk kuantar pergi kontrol ke dokter. Yah, memang aku juga tak takut hujan. Tapi laptop dalam tasku bukan benda waterproof, dan kabar baiknya aku tak membawa jas hujan. Lengkaplah sudah.

Adzan maghrib berkumandang. Mungkin aku lebih baik sholat dulu, pikirku.



***  ***  ***



Sudah kuputuskan untuk menerobos hujan. Apapun yang terjadi nanti, terserah.

"Sial, hujannya lebih deras disini. Oh, tidak. Perutku mulai dingin. Lebih tepatnya, basah", rutukku sambil melawan arus hujan yang memburu wajahku.


*bersambung


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mandau

Alhamdulillah yaa

Penyakit Kesedihan (Sena/4)