Si Bodoh
Saat ini, aku kembali dalam keadaan beberapa tahun lalu. Kala stuck untuk memilih langkah apa yang harus aku ambil berikutnya selepas MA. Kurang lebih juga rasanya seperti aku stress dalam menghadapi perkuliahan farmasi, cuma yang ini gak bikin aku gila aja.
Hidup kurasa berjalan lambat. Tapi ternyata cepat saat aku terbangun sejenak.
Jalanku gontai, lemah, lesu, tak bergairah.
Begitu banyak hal baru yang kuhadapi dan menjadi masalah tersendiri.
Aku yang terlalu larut dalam gundah, kesedihan, dan kesakitan hidup.
Aku yang tenggelam dalam rasa-rasa yang lain, yang tak seharusnya ada.
Begitu dalam hingga aku merasa sesak, tak bisa bernafas.
Begitu menyiksa dan kubenci hingga aku ingin muntah.
Begitu bodoh hingga aku muak dengan diriku sendiri.
Kosong.
Aku yang tanpa disadari memilih untuk hanyut, terlanjur tenggelam dalam.
Sudah tak sanggup untuk berteriak, sesak.
Sudah tak sanggup untuk menangis, kering.
Hidup kurasa berjalan lambat. Tapi ternyata cepat saat aku terbangun sejenak.
Jalanku gontai, lemah, lesu, tak bergairah.
Begitu banyak hal baru yang kuhadapi dan menjadi masalah tersendiri.
Aku yang terlalu larut dalam gundah, kesedihan, dan kesakitan hidup.
Aku yang tenggelam dalam rasa-rasa yang lain, yang tak seharusnya ada.
Begitu dalam hingga aku merasa sesak, tak bisa bernafas.
Begitu menyiksa dan kubenci hingga aku ingin muntah.
Begitu bodoh hingga aku muak dengan diriku sendiri.
Kosong.
Aku yang tanpa disadari memilih untuk hanyut, terlanjur tenggelam dalam.
Sudah tak sanggup untuk berteriak, sesak.
Sudah tak sanggup untuk menangis, kering.
Komentar
Posting Komentar