La Tahzan
Semua orang itu punya masalah. Tinggal
bagaimana kita membuat masalah menjadi bukan masalah. Tidak aka nada kesedihan
apabila kita menjadikan masalah sebagai bukan masalah. Ada tiga kata penting
dalam menyikapi masalah: Sabar, Ikhlas, dan Syukur.
Sabar digunakan dalam menghadapi masalah dengan orang lain.
Ikhlas digunakan dalam menghadapi masalah dengan diri sendiri.
Syukur digunakan dalam menghadapi masalah antara diri sendiri dengan
Allah SWT.
Mungkinkah manusia bisa sabar dan
ikhlas tanpa batas? Sebenarnya sabar dihadirkan pasti ada batasnya. Karena
secara fitrah diri manusia tidak akan bisa terus bersabar. Sabar ada batasnya, ikhlas
pun ada batasnya. Kenapa? Karena dengan adanya batas tersebut maka kita bisa naik
ke kedudukan yang lebih tinggi yaitu ‘Syukur’.
Syukur dapat dipahami dengan
menjadikan apapun sebagai kesempatan untuk berlaku baik. Kebaikan yang asli
adalah kebaikan yang dilakukan dapat menimbulkan kebaikan yang lain. Jika tidak
timbul kebaikan yang lain, hal itu dapat dikatakan sebagai sekedar membayar
hutang saja. Layaknya sabar yang hanya membayar dengan kebaikan dan belum dapat
menumbuhkan kebaikan yang lain layaknya syukur. Maka banyak ulama menyebutkan
bahwa hukum sabar adalah wajib.
Sabar dan ikhlas sebenarnya
menyatu. Bukti seseorang sabar dalam menghadapi masalah adalah ia menerima
dengan ikhlas atas masalah yang terjadi pada dirinya. Jadi orang yang sabar itu
pasti ikhlas. Lantas mengapa bukti kesabaran adalah keikhlasan? Hal ini dikarenakan
setiap masalah yang ditimbulkan orang lain pasti akan menimbulkan masalah juga
dengan diri sendiri.
Ikhlas itu memandang kesusahan
sebagai pertanda akan datang kesenangan. Sabar adalah gerbang pertama menuju
syukur, sehingga sabar ada batas waktunya karena ia adalah gerbang yang dilewati
sesaat. Kemudian Ikhlas adalah jalan, hamparan hidup menuju syukur. Oleh karena
itu ikhlas akan terjadi dalam durasi waktu yang lebih lama karena ia adalah
hamparan hidup/ perjalanan, dan terdapat ujian pula dari Allah SWT.
Bukti bahwa seseorang ikhlas
adalah bersyukur atas apapun keadaan yang sedang dialaminya. Syukur dapat dipahami
dengan menjadikan apapun nikmat Allah di dunia ini bernilai akhirat. Berikut
adalah gambaran dari tiga kata: sabar, ikhlas, dan syukur.
Apa yang kita lakukan apabila
teman kita meminjam motor dan mengembalikannya dalam keadan kosong?
a. Tidak
meminjamkannya lagi
b. Meminjamkan
dan meminta teman mengisi bensin
c. Meminjamkan
kembali meski tidak akan diisikan bensin
Orang yang sabar akan memilih poin
b, sedangkan orang yang ikhlas akan memilih poin c. Lantas bagaimanakah orang
yang bersyukur? Ia meminjamkannya kembali meski dikembalikan dalam keadaan
kosong dan setelah dikembalikan, Ia akan memberikan hadiah kepada teman yang
meminjam motornya.
Bagaimana caranya agar lebih
mudah meraih ketiganya? Pilihlah untuk berlaku ikhlas. Karena sabar, ikhlas, dan
syukur adalah sistem otomatis yang diniscayakan Allah Ta’ala untuk hidup manusia.
Ikhlas pastilah sabar, dan ikhlas adalah jalan menuju gerbang syukur yang
berakhir pada surga.
Apabila kita tidak sabar: hidup
akan sulit
Apabila kita tidak ikhlas: hidup
akan sulit dan menderita
Apabila kita tidak bersyukur: hidup
akan sulit, menderita, dan sengsara.
Sumber: Kajian pagi ini w/ Ust. Syatori
Komentar
Posting Komentar