ingatlah ini



Aku harap kamu terus mengingat ini ketika kamu beranjak salah jalan. Ingat hari ini, sabtu, setelah seharian mencoba menyelesaikan Naruto lewat internet.



Saat ini aku menyadari setelah aku membaca akhir dari Naruto, bahwa aku sebenarnya tak ada. Meski aku merasakan degup jantungku berdetak, aku menyadari sepenuhnya bahwa aku tak ada dan kehidupan ini adalah ilusi. Semua hanyalah ciptaan seperti halnya komik. Dunia ini ilusi dan aku pun ilusi. Bahkan kenyataan yang aku lihat sebenarnya tidak nyata, hanya ilusi dan tidak bertahan lama.

Aku hampir gila saat aku mengetahui bahwa aku tidak ada. Tidak pula saudara, teman, keluarga, dan semua manusia yang ada saat ini. Kita semua sebenarnya tidak ada, dan kita diadakan dengan diciptakan, dan kita akan ditiadakan pula.

dunia hanyalah ilusi.
dunia hanyalah ilusi.

Rasanya aku ingin muntah dan hampir gila dibuatnya. Untung aku teringat agama. Agama Islam. Satu-satunya yang bisa dipegang dan dipercaya. Bukti akan Al-Qur'an merupakan hal yang tak terbantahkan tentang bagaimana dia bisa bertahan beribu tahun lamanya. Tak lain karena ada Pencipta, dan berita tentang Pencipta telah disampaikan dalam Al-Qur'an.


Apa ini? Filsafat mengenai aku (manusia) dan eksistensi diriku dan kehidupan ?


Aku melihat kamarku dan mulai terisak saat menyadari bahwa semua ini tidaklah nyata. Semua ini ilusi sesaat.


Tapi yang perlu aku ingat bahwa aku harus menghadapinya. Mengahadapi jalannya dunia, tetap berinteraksi di dalam dunia yang tidak nyata, fana. Meskipun aku juga sama halnya dengan dunia, sama-sama tidak ada.

Yang perlu dilakukan adalah tunduk pada Pencipta dan Pemilik. Mengikuti perintah-Nya, melaksanakan kewajiban untuk-Nya. Melaksanakan kewajibanku untuk orang lain pula, karena itu perintah-Nya.

Tetaplah bergerak dan berjalan meski aku tahu bahwa diriku tidak nyata, tidak ada.

Yang perlu aku lakukan adalah berusaha sebaik mungkin di dunia dan tidak hanyut dalam ilusinya, dengan tujuan 'akhir' seperti garis yang telah dilakukan-Nya untukku, yang entah 'akhir' itu seperti apa. Yang jelas aku tidak punya pilihan lain yang lebih baik dari itu. Karena aku tidak bisa mencipta pilihan yang lebih baik, diriku saja tidak ada, bagaimana aku bisa mempunyai kekuatan untuk mencipta ?


Hanya agama yang bisa dipegang, untuk menghadapi kegilaan ini. Maka berpikirlah dengan tidak melebihi batasnya, atau aku akan benar-benar kehilangan diriku dalam sakit jiwa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mandau

Alhamdulillah yaa

Penyakit Kesedihan (Sena/4)